SKETSA
  • Shop
    • How to
    • Products >
      • 1st - 10th Edition
      • 11th - 20th Edition
      • 21st - 30th Edition
      • 31st - 34th Edition
      • Sustainable A Way Of Living
      • Special Edition
    • Buy
  • Digital SKETSA
    • SKETSA's Perspective
    • SKETSA's News
    • SKETSA's Picks
  • Featured Events
    • ADW
    • HUT SKETSA
    • Others
  • 101 FACADE IDEAS
  • Contact
  • NEW
  • About
    • Behind the Desk
    • History
    • Vision & Mission
    • Philosophy

SKETSA'S PERSPECTIVE

Wah, Arsitek Indonesia mulai berkembang sampai di luar negeri! Siapa saja dia?

5/5/2016

Comments

 
Picture
Salah satu arsitek Indonesia sedang menerangkan proyeknya

​Para arsitek ini mengambil tema tropikalitas (tropicality: revisited) karena relevan dengan kondisi dunia saat ini yang menghadapi krisis energi dan pemanasan global. 
Bersama Direktur Museum Arsitektur Jerman, Peter Cachola Schmal, Avianti Armand menjelaskan bahwa ke-12 arsitek asal Indonesia itu merupakan hasil seleksi dari 86 karya arsitektur Indonesia. 
Pendekatan kreatif terhadap iklim tropis, seperti bagaimana mendesain rumah dengan memanfaatkan lahan sempit, serta mengatasi udara panas, dengan tetap memperhatikan unsur hemat energi dan ramah lingkungan."Para arsitek ini dituntut untuk kreatif dalam mendesain rumah yang ramah lingkungan di tengah krisis energi saat ini. Buat kita, tema tropikalitas ini biasa saja, tetapin di sini (Jerman) tema ini menjadi sesuatu yang perlu dipelajari dan bisa memunculkan inspirasi," katanya. Ke-12 arsitek asal Indonesia yang menggelar pameran itu adalaah Achmad Tardiyana (dengan karya rumah baca, Bandung), Adi Purnomo (studi-O Cahaya, Jakarta), Ahmad Djuhara (Wisnu Steel House, Bekasi), Andra Matin (Andra Matin House, Jakarta), Csutoras dan Liando (Kineforum Misbar, Jakarta), Gregorius Supie Yolodi dan Maria Rosantina (Tamarind House, Jakarta). Selanjutnya, Effan Adhiwara (Almarik Restaurant, Lombok), Eko Agus Prawoto (Eko Prawoto, Yogyakarta), Yu Sing (Ciledug Timber House, Tangerang), Deddy Wahjudi (House of Labo, Bandung), Antony Liu (Ize Hotel, Bali), dan Urbane Indonesia (Masjid Baiturrahman, Yogyakarta). 
Pameran ini mendapat respon yang positif dari warga Frankfurt. Bagi kita mahasiswa arsitektur kita dapat belajar dari para arsitek-arsitek indonesia ini. 
Demikian cuplikan video mengenai pameran tersebut
Comments
comments powered by Disqus
    Picture

    SKETSA'S
    ​PERSPECTIVE

    Melihat dengan Arsitektur


    Wadah yang menampung tulisan-tulisan dari segi arsitektural: arsitek, karya arsitektural, perkotaan, seni, proposal karya dan desain, kompetisi, kajian dan konsep, dll.

    Archives

    October 2020
    September 2020
    June 2020
    February 2020
    January 2020
    October 2019
    December 2018
    September 2018
    August 2018
    April 2018
    February 2018
    December 2017
    November 2017
    October 2017
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017
    March 2017
    February 2017
    January 2017
    December 2016
    November 2016
    October 2016
    September 2016
    August 2016
    July 2016
    June 2016
    May 2016
    April 2016
    March 2016
    February 2016
    January 2016
    December 2015
    September 2015
    August 2015
    July 2015
    March 2015
    February 2015
    December 2014
    November 2014

    RSS Feed

Powered by Create your own unique website with customizable templates.
  • Shop
    • How to
    • Products >
      • 1st - 10th Edition
      • 11th - 20th Edition
      • 21st - 30th Edition
      • 31st - 34th Edition
      • Sustainable A Way Of Living
      • Special Edition
    • Buy
  • Digital SKETSA
    • SKETSA's Perspective
    • SKETSA's News
    • SKETSA's Picks
  • Featured Events
    • ADW
    • HUT SKETSA
    • Others
  • 101 FACADE IDEAS
  • Contact
  • NEW
  • About
    • Behind the Desk
    • History
    • Vision & Mission
    • Philosophy