Sebenarnya sejak tahun 70-an, melalui ecological movement manusia mulai berupaya untuk strike the balance antara lingkungan dan manusia dan kemudian berkembang menjadi sustainable movement pada tahun 90-an. Menanggapi movement-movement akan lingkungan, arsitek pun harus mengambil sikap tertentu. Dalam melakukan respon terhadap lingkungan, arsitek harus memiliki pemahaman mendasar dengan berpikir secara multidisiplin, terintegrasi dan inovatif, salah satunya melalui pikiran sustainable yang mengacu pada lokalitas.
Suistanable dalam Lokalitas Arsitektur merupakan sebuah pendekatan untuk berpikir kritis dalam desain arsitektur, untuk regenerasi alam dan masa depannya.
"Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Ada 2 kata kunci dalam konsep ini:
- Konsep kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok kaum miskin di dunia, yang menjadi prioritas utama
- Teknologi dan organisasi sosial yang ditetapkan oleh negara dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan masa depan.
- Respon terhadap iklim dan site
- Form and massing
- Selubung bangunan/building envelope
- Internal environment
- Environmental system
- Air dan energi
- Material