Pemilik rumahnya sendiri telah menetap di rumah ini selama 10 tahun sebelum akhirnya merenovasi rumah dan mengikuti saran arsitek untuk memberanikan menghancurkan struktur yang ada. Sehingga dapat dibangun kembali dan desainnya dapat sesuai dengan kebutuhan penghuni serta dapat membuka potensi penuh dari tapak istimewa ini sekaligus menciptakan privasi dari tetangga.
Rumah ini dirangkai dengan slab-slab horisontal yang dikelilingi oleh taman, deck dan kolam renang berada di antara dua massa bangunan, melindungi elemen vertikal pada ujung yang mengapit. Dinding eksterior bangunan ditutup dengan papan beton yang bertekstur yang memiliki arti berbeda, sebagai tactile dan visual backdrop pada kamar mandi, kamar tidur, dan ruang tamu, untuk ruang display dan penyimpanan, dan juga sebagai elemen yang mengukir tempat perapian dan lainnya. Ruang bersama terbentuk pada void di antara slab-slab ini.
Kamar tidur utama lebih menjorok ke luar dibandingkan lantai satunya. Memaksimalkan pandangan ke arah kolam renang. Hal ini membuat papan beton dari dilihat dari lantai satu seperti memanjang menuju ke arah cakrawala.
Double skin dengan integrated garage panels, dipasang di atas halaman depan pintu masuk, memberikan view dinamika jalan dari dalam rumah, namun juga memberikan privasi dengan memberikan cahaya masuk ke ruang dalam rumah dari celah-celah fasad.
Arsitektur rumah ini memiliki material yang terbuat dari palet bahan alami, serta menunjukkan pentingnya menghormati kota dan laut pemandangan yang selalu berubah. Rumah yang didesain dengan detail dan diselesaikan dengan sederhana, tanpa hiasan, tenang, dan nyaman untuk ditinggali.
Referensi: http://www.archdaily.com/803940/ovd525-three14architects