Memperkenalkan dan mengakrabkan Dekonstruksi pada kalangan arsitektur di Indonesia. Bagaimana dekonstruksi yang berawal dari filsafat menyusup dan memasuki dunia arsitektur. Di dalam majalah dibahas mengenai latar belakang dekonstruktif, seni bangunan dekonstruktif, tinjauan dekonstruksi antara kenyataan dan harapan dari sudut filsafat, tinjauan retrospektif dekosntruksi dalam arsitektur, dan pandangan terhadap gejala dekonstruktif.
|
Arsitektur sebagai jati diri dari pembiuat karya tersebut. Usaha mengenal jati diri arsitektur Indonesia tidak dapat bercermin hanya dari suatu jaman atau sekedar sekilas menjawab pertanyaan tentang siapa diri kita, tapi juga hatus meninjau tentang masa lalu, yang kini, dan masa depan. Harapan dari arsitek Indonesia adalah memiliki karya yang mencermikan jati diri arsitektur Indonesia. Beragam makna “Arsitektur Indonesia” yang disampaikan lewat tulisan-tulisan berbobot seperti wawancara dengan Johan Silas, hasil seminar dengan tema yang sama dalam laporan utama, juga hasil kreativitas mahasiswa UNTAR yang kreatif di rubrik laporan khusus.
|
Majalah SKETSA di edisi yang ke-13 membahas bagaimana mahasiswa arsitektur yang memiliki hubungan erat dengan eksperimen. Dimana Kegiatan beraristektur tidak bisa lepas dari riset dan eksperimen , dalam riset dan eksperimen tersebut arsitek dituntut untuk mencari suatu bentuk baru yang diluar batas. Seorang arsitek diharapkan selalu melakukan eksperimen dalam perancangan sehingga tidak melakukan pengulangan dalam rancangannya.Serta menyajikan hasil wawancara majalah SKETSA dengan 2 arsitek ternama dari Inggris dan Malaysia.
|
Membahas tentang perkembangan teknologi yang memberikan kemudahan dalam perancangan arsitektur dan bagaimana virtualitas terkait dalam dunia arsitektur serta dampak yang akan berpengaruh dalam dunia arsitektur terkait perkembangan dalam teknologi. Di dalam majalah ini dibahasa mengenai arsitektur dan realitas visual, cybercity, arsitektur era “Cyberspace”, dan cyberspace dalam keadaan dan keterbatasannya dalam arsitektur.
|
The Death of Architecture adalah sebuah pertanyaan dari keberadaan dari arsitektur itu sendiri, seperti mungkinkah arsitektur itu mati, dan seperti apakah kematian bagi arsitektur. Dalam majalah sketsa kali ini meperlihatkan pandangan-pandangan dari para arsitek dan pendidik, mengenai keberadaan dari arsitektur di masa pergantian gaya arsitektur sedang gencar terjadi. Pendapat-pendapat tersebut dikemas dalam bentuk yang menarik seperti artikel Krisis Asitektur karya Gunawan Tjahjono, Arsitektur yang ‘Mati’ karya Djauhari Sumintardja, dan Mencegah Kematian Arsitektur karya Budi A. Sukada.
|
Membahas mengenai salah satu gaya aliran arsitektur yang sedang marak berkembang di dunia, yaitu aliran “Supermodernism Architecture” yang muncul pertama kali pada tahun 90-an sebagai suatu reaksi terhadap dominasi “Postmodernism” (dan aliran dekonstruksi).
|
Bambu merupalan salah satu bahan bangunan yang paling mudah didapat di Indonesia, ironisnya masyarakat Indonesia yang merasa dirinya ‘modern’ mulai meninggalkan produk alami ini.Arsitektur memerlukan perubahan, kembali ke produk alami seperti bambu adalah salah satu langkahnya.
|
Arsitektur, sinonim dengan manusia yang merupakan makhluk hidup dengan segala cipta, ras, karsa, akal budi, mesti memiliki suatu “jiwa” yang membuat karya tersebut lebih hidup. Dan di dalamnya tak terlepas aspek-aspek yang berpengaruh seperti social, budaya, religi, dan kepercayaan yang tak terlepas daripadanya. Di dalam majalah ini dibahas mengenai spiritualitas arsitektur, arsitektur rumah berdasarkan Al-Quran, dan spiritualitas modern arsitektur.
|
Majalah edisi 19 ini mengangkat tema tema tentang manusia sebagai makhluk sosial yang mencoba mengambil bagian dalam kehidupan bernegara dengan cara berpolitik. Dengan arsitektur manusia mewujudkan kekuasaanya seperti telah ditulis oleh Bp. Djauhari Sumintardja tentang sang manusia penguasa yang dapat menentukan kebijaksanaan pembangunan arsitektur sesuai dengan arahnya dan fenomena nyata yang dapat diamati di Jerman pada tahun 1930-an serta studi banding antara Potsdammer Platz di Berlin dengan Medan Merdeka di Jakarta oleh Bp. Iswanto G. Hartono.
|
Membahas teori bagaimana cara mendisain bangunan yang sustainable / berkelanjutan dan bersahabat dengan alam dari berbagai sudut pandang. Sustainability Design adalah strategi desain yagn dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mempengaruhi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang juga. Di dalam majalah ini juga dibahas mengenai pembagunan yang berkesinambungan , penerapan konsep keberlanjutan dalam perancangan rumah susun sederhana, dan desain yang berkelanjutan.
|